liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Di Kota Ceuta, Maroko dan Spanyol Didukung Sama Rata


isyarat

Maroko dan Spanyol akan bertemu lagi di Piala Dunia 2022, kali ini di babak 16 besar. Di tepi Selat Gibraltar, ada sebuah kota kecil di mana rasa persatuan kedua negara bisa dirasakan.

Ceuta, seperti namanya, terletak di pantai utara Afrika, tetapi telah menjadi provinsi otonom Spanyol sejak 1580. Meskipun Spanyol adalah satu-satunya bahasa resmi di sana, penggunaan bahasa Arab Maroko juga menonjol.

Penduduk Ceuta yang mencapai sekitar 85 ribu jiwa merupakan campuran antara orang Spanyol dan Maroko. Islam dan Kristen adalah agama yang dianut secara luas, dan di sana mereka hidup rukun setiap hari.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Salah satu warga di sana, Sulaika Hosain, mengaku orang Spanyol, padahal kakeknya orang Maroko. Siapa yang dia dukung?

“Saya orang Spanyol dan ingin Spanyol menang, tapi saya mendukung Maroko. Ketika Maroko bermain, sesuatu dalam diri saya bergerak,” kata Hosain kepada Associated Press, dikutip The Guardian.

“Biarkan mereka menang, sehingga orang bisa mengatakan, ‘Ternyata Maroko bukan hanya tempat orang miskin,'” jelas wanita berusia 26 tahun itu saat ditemui di tempat kerjanya.

Bagi orang-orang seperti Hosain yang tinggal atau bekerja di Ceuta, tidak masalah siapa yang memenangkan pertarungan. Semua sama. Siapapun yang menang, tidak akan ada kerusuhan.

“Maroko terlihat bagus, tetapi ketika mereka bertemu Spanyol mereka akan dihentikan oleh tembok dan permainan akan berakhir. Itu saja,” kata Mohamed Laarbi, manajer bar yang juga mengadakan film bersama.

“Sepak bola adalah sepak bola, politik adalah politik. Kami akan bermain sepak bola dan bersenang-senang, tetapi ada rasa hormat satu sama lain. Itu yang paling penting. Kami bertetangga, dan kami harus hidup seperti saudara,” kata Mohamed Et Touzani, seorang penata rambut di Ceuta.

Seorang pekerja bar di Cueta mengibarkan bendera Spanyol. Foto: AP/Antonio Sempre

Maroko dan Spanyol memang memiliki hubungan yang rumit. Maroko sendiri tidak secara resmi mengakui bahwa Ceuta adalah wilayah Spanyol, justru membuka perbatasan antara Ceuta dan Maroko.

Namun, kedua negara tidak saling bermusuhan dan masih memiliki hubungan diplomatik. Padahal, imigran Maroko adalah yang terbanyak di Spanyol, mencapai 800 ribu orang.

Beberapa pemain Maroko di Piala Dunia 2022 juga bermain di Spanyol, seperti Yassine Bounou dan Youssef En-Nesyri di Seville, Abde Ezzalzouli (Osasuna), dan Jawad El Yamiq (Real Valladolid). Achraf Hakimi, bek Atlas Lions, diketahui lahir di Madrid.

Maroko vs Spanyol akan berlangsung di Education City Stadium malam ini, Selasa (6/12) pukul 22.00 WIB. Siapa pun yang menang, Ceuta akan tetap berpesta.

(adp/aff)