Jakarta –
Harga tiket Piala Dunia Qatar 2022 di tangan broker sama sekali tidak masuk akal. Penggemar sepak bola gila, terutama penggemar Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo menjadi sasarannya.
Ashraf Ali tiba di Stadium 974 jelang kick-off Argentina melawan Polandia. Dia ada di sana enam jam sebelum pertandingan. Dia belum punya tiket. Saat itu ia sekaligus berburu tiket dengan poster bertuliskan “Kami butuh tiket”.
Seseorang kemudian menawarkan tiket. Awalnya, ia melihatnya sebagai harapan untuk bisa menyaksikan sejarah, menyaksikannya secara langsung di stadion, sekaligus mewujudkan mimpinya melihat pemain kesayangannya Lionel Messi beraksi. Namun, harga yang ditawarkan membuatnya mencubit dada. Harga tiketnya USD 2.000 (sekitar Rp 31 juta). Nilai nominalnya sembilan kali lipat dari harga resmi.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Harganya terlalu tinggi untuk Ashraf yang tiba di Qatar dari Mesir. Ia memilih bersabar dan berharap harga tiket semakin murah saat pertandingan mendekati kick-off.
Perhitungannya benar. Setengah jam sebelum pertandingan dimulai, ia berhasil mendapatkan tiket seharga USD 500 (sekitar Rp 7,7 juta). Ashraf pun sempat menyaksikan Argentina, menyaksikan Messi yang di penghujung pertandingan menang atas Meksiko 2-0 di babak penyisihan grup.
Ashraf bukan satu-satunya yang berburu tiket nonton di venue. Sudah menjadi kebiasaan bagi penonton dan calo untuk melakukan tawar-menawar yang tentunya ditawarkan dengan harga yang sangat tinggi, terkadang 10 kali lipat dari harga resmi.
Mereka sepertinya tidak peduli dengan polisi yang berpatroli atau kamera CCTV yang dipasang untuk menangkap penjualan tiket ilegal.
“Pasar gelap ada di mana-mana,” kata seorang penjual tiket Prancis kepada kantor berita Reuters.
Dari aksinya sebagai calo tiket, ia menghitung penjualannya seharusnya cukup untuk membiayai perjalanannya ke Qatar hingga final. Karena itu, ia selektif menjual tiket pertandingan. Pria tersebut mengaku menjual tiket 1.000 persen lebih mahal kepada penonton yang tidak memiliki tiket namun sangat ingin menyaksikan langsung Messi dan Cristiano Ronaldo.
“Saya menjual tiket pertandingan yang bisa saya jual dengan harga tertinggi,” katanya.
Pengunjung berpengalaman lainnya juga pergi ke Doha. Mereka memanfaatkan Piala Dunia yang baru pertama kali digelar di kawasan Timur Tengah.
Reuters berbicara kepada sekitar 20 orang yang mengaku membeli atau mencoba membeli tiket di pasar gelap melalui media sosial atau dari juru bicara di luar stadion.
Pendukung sepak bola terlihat membagikan uang tunai untuk tiket di luar stadion Al Thumama, dengan begitu banyak penonton tanpa tiket yang ingin menonton pertandingan. Pada akhir pertandingan Maroko mengalahkan Kanada 2-1.
Ofisial pertandingan mendesak suporter tanpa tiket untuk tidak datang ke stadion, menyusul pertandingan Kamis dan Jumat pekan lalu dengan sejumlah besar orang muncul dan mencoba masuk ke stadion tanpa tiket.
Seorang diplomat dari Amerika Latin di Doha mengatakan upaya untuk menghilangkan calo tidak banyak dilakukan dan kebanyakan dari mereka yang tertangkap hanya didenda.
Diplomat itu mengatakan kedutaan belum menerima laporan tentang warganya yang ditahan atau dideportasi karena menjual tiket ilegal.
Sebagai tuan rumah, penyelenggara Qatar telah mengeluarkan aturan khusus bahwa hanya FIFA yang boleh menjual tiket pertandingan.
Sesuai aturan, calo atau siapapun yang menjual tiket secara ilegal bisa didenda maksimal 10 kali lipat dari harga resmi jika ketahuan.
FIFA telah memperingatkan bahwa penonton yang membeli tiket ilegal akan dilarang memasuki stadion karena pertandingan Piala Dunia kini telah memasuki babak penentuan, dengan sistem gugur.
“Tujuan utama FIFA adalah keselamatan dan keamanan semua penonton dan mempromosikan skema harga yang adil untuk semua tiket Piala Dunia,” kata juru bicara FIFA kepada Reuters.
Dia mengatakan FIFA terus berhubungan dengan otoritas Qatar untuk menerapkan aturan yang ada.
Penonton yang ingin menyaksikan final tiba karena Qatar mengizinkan mereka yang tidak memiliki tiket resmi untuk memasuki negara tersebut.
Di luar kantor tiket FIFA di Doha pada hari Minggu, pengeras suara terus memutar pesan yang direkam sebelumnya “Tidak ada lagi tiket pertandingan yang tersedia”.
Seorang suporter Argentina Federico Criado (33 tahun) mengaku datang ke loket tiket setiap dua hari sekali, namun layar selalu tidak menampilkan tiket pertandingan Argentina. Usahanya menghabiskan berjam-jam di situs penjualan online FIFA untuk membeli tiket yang dijual kembali juga gagal.
“Saya rasa banyak orang yang menjual tiket secara langsung karena menghasilkan lebih banyak uang,” kata Criado.
Simak Video “Bersihkan Pelanggar Lalu Lintas di Qatar, Siap Dapat ‘Kartu Merah’!”
[Gambas:Video 20detik]
(perempuan/perempuan)