liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Kematian Suaminya Diduga Janggal, Istri Polisi Gelapkan Uang Pajak Ngadu ke Polda Sumut

Medan

Istri Bripka AS, anggota Satuan Lalu Lintas Polres Samosir yang bunuh diri usai menggelapkan uang pajak kendaraan bermotor (PKB) Rp 2,5 miliar, melapor ke Polda Sumut. Istri AS mencurigai kejanggalan dalam kematian suaminya.

Pengacara istri Bripka AS, Fridolin Siahaan mengatakan, kasus tersebut dilaporkan ke Polda Sumut pada Jumat (17/3/2023). Laporan tersebut didaftarkan dengan nomor: STTLP/B/340/III/2023/SPKT/Polda Sumut dengan wartawan Jeni Irene Samosir.

“Yang melapor adalah istrinya. Laporan kami pasal 338 dugaan pembunuhan,” kata Fridolin saat dikonfirmasi detikSumat, Minggu (19/3).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Fridolin menyebut ada beberapa hal yang menurut keluarga masih janggal terkait kematian Bripka AS. Pertama, terkait lokasi jenazah AS yang ditemukan di Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Senin (6/2) lalu.

Ia menjelaskan, sebelum ditemukan tewas, AS sudah keluar rumah sejak Jumat (3/2). Bripka AS diduga bertekad mengakhiri hidup di hari yang sama.

Namun menurutnya, lokasi bunuh diri Bripka terbilang ramai. Karena itu, dia heran jika tidak ada yang melihat jenazah AS di lokasi tersebut sejak AS bunuh diri hingga ditemukan tewas.

“TKP itu daerah terbuka, selama 2-4 hari tidak ada yang menemukan atau melihat sepeda motor atau jenazah Bripka AS. Sabtu dan Minggu orang-orang berfoto, di tempat refleksi,” ujarnya.

Menurut informasi yang diterimanya, jenazah Bripka AS ditemukan anggota Satnarkoba Polres Samosir yang sedang mengusut peredaran narkoba di lokasi. Saat itu, tanpa sengaja mereka menemukan jasad Bripka AS tergeletak di tanah dekat batu karang di kawasan tersebut.

“Anehnya, bagaimana dengan polisi yang menemukan (jenazah Bripka AS) yang sedang menyelidiki narkoba di sana,” ujarnya.

Kedua, keluarga Bripka di AS juga mengatakan akan terkejut jika AS memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah kasus penggelapan terungkap. Padahal, menurut Fridolin, AS telah berusaha membayar kerugian akibat penggelapan pajak sekitar Rp 750 juta.

Jumlah uang itu lebih dari separuh kerugian yang harus dibayar Bripka AS yang berjumlah Rp 1,3 miliar, sedangkan sisanya ditanggung oleh pelaku lain.

“Versi polisi pribadi Rp 1,3 miliar, tapi persepsi keluarga Rp 800 juta sampai Rp 900 juta. Dari hasil penggelapannya sekitar Rp US) ada upaya bayar, tapi kemudian bunuh diri. ? Bukankah itu aneh, katanya.

Dalam kasus kematian ini, pihak keluarga meminta polisi menelusuri asal muasal sianida yang digunakan Bripka AS untuk mengakhiri hidupnya. Pihak keluarga pun meminta polisi menjelaskan penyebab memar di bagian belakang kepala US Bripka.

Menurutnya, hal ini harus diungkapkan dan dikomunikasikan secara jelas kepada keluarga.

“Nah, di perutnya ada sianida dan di TKP, di TKP banyak sianida, lalu ada kotak dan plastik hitam seperti bungkusan. Tapi teman-teman dari polisi harus bisa mengejarnya (asal ), langsung cari tahu dari mana sianida itu. Kalau begitu, dia beli, buka CCTV, benar atau salah dia beli di sana,” kata Fridolin.

Simak video “Bela Al-Qur’an di Medan, Bakar Patung Rasmus Paludan”
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)