liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Meski Bahasa Inggrisnya Kurang, Thailand Nggak Bohongin Turis


Chiang Mai

Faktanya, pekerja Thailand, termasuk di sektor pariwisata, kurang mahir berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Namun, mereka tidak akan membohongi wisatawan.

detikTravel dengan Tourism Authority of Thailand (TAT) melakukan perjalanan ke Chiang Mai, Chiang Rai dan Bangkok minggu lalu. Pada saat itu, kami mengunjungi Suku Bukit Desa Hmong Doi Pui di Chiang Mai dan beberapa tujuan lainnya.

Suku Bukit desa Hmong Doi Pui adalah suku Thailand yang berasimilasi dengan masyarakat Yunnan, Tiongkok. Di sana, para penjual suvenir masih memiliki kemampuan bahasa Inggris yang sangat terbatas, karena mereka hanya menggunakan bahasa ibu atau bahasa Thailand.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Komunikasi masyarakat di sini sangat buruk. Masih kurang. Hanya pihak tertentu yang bisa masuk kota, tuk-tuk dan taksi,” kata pemandu kami dari Chiang Mai, Masukree Kueteh.

“Kalau di pedesaan, mereka tidak mengerti bahasa Inggris. Hanya orang kota yang mengerti bahasa Inggris,” imbuhnya.

Jadi, kami tidak bisa menawar tanpa bantuan pengemudi. Meski bisa membeli barang mereka, pemilihan barang yang kita inginkan sangat terbatas karena mereka tidak mengerti bahasa Inggris untuk kategori barang lainnya.

Suku perbukitan desa Hmong Doi Pui, Chiang Mai (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Namun, tidak ada penjual yang menipu wisatawan di sini. Sebab, semua item sudah diberi label harga dan jika beruntung dan menginginkannya, para petualang bisa menawarnya dengan syarat tertentu.

Masukree juga mengatakan bahwa negaranya seperti Jepang. Sebab, masih banyak trader yang belum memahami kalimat percakapan sehari-hari dalam bahasa Inggris.

Bahkan, bisa dibilang Chiang Mai adalah kota resor. Keterampilan bahasa Inggris dasar sangat penting karena banyak turis asing berduyun-duyun ke sana saat dan akan memasuki musim dingin.

“Sama dengan Jepang. Itu masalahnya, kita perlu dilatih ulang agar mereka bisa meningkatkan kemampuannya,” kata Masukree.

Tonton Video “Demonstrasi Tolak KTT APEC di Thailand Dibubarkan dengan Tembakan Peluru Karet”
[Gambas:Video 20detik]
(misalnya/perempuan)