Jakarta –
Pemerintah Sumbar berencana membangun plaza dan membangun kembali kawasan wisata Lembah Anai. WALHI Sumbar sudah menyoroti rencana ini.
Dalam pertemuan dengan Dinas Pariwisata Sumbar yang berlangsung Rabu (23/11) lalu, Kepala Dinas Pariwisata Luhur Budianda memaparkan Project Plan yang akan menjadi solusi dalam mengoptimalkan potensi wisata Anai. Air Terjun Lembah.
“Jadi nanti kami coba rencanakan untuk membuat jalur opsional menuju air terjun, sehingga bisa dibangun plaza yang bisa menjadi tempat wisata tanpa mengganggu bangunan yang ada. Kami akan menggali gorong-gorong air terjun untuk mengatasi luapan air. air terjun, tanpa meninggalkan nilai apapun. estetika,” kata Budi.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Rencana pembangunan ini pun mendapat reaksi keras dari WALHI Sumbar karena kebijakan ini tidak mempedulikan dampak yang akan ditimbulkan, salah satunya adalah efek bertambahnya jumlah korban jiwa saat terjadi bencana.
“WALHI menentang program yang dilakukan oleh Dispar, pertama karena kegiatan yang dilakukan saat ini tidak tanggap terhadap permasalahan yang terjadi saat ini di Lembah Anai. Mengapa? Lembah Anai merupakan daerah yang sangat rawan bencana baik longsor, banjir maupun petir banjir,” kata Tommy Adam, Kepala Bidang Advokasi dan Lingkungan Hidup WALHI Sumbar saat dihubungi detikcomKamis (12/1/2022).
Tommy menambahkan, ada baiknya ide membangun plaza atau alun-alun masih merupakan kegiatan yang sangat riskan bagi pengunjung yang akan datang ke sana.
“Karena ketika alun-alun dibangun akan mendatangkan banyak orang atau mendorong orang untuk datang, padahal lokasi ini sangat rawan bencana. Pertanyaannya, jika terjadi bencana, siapa yang akan bertanggung jawab?” dia menambahkan.
Lebih lanjut, WALHI menekankan bagaimana memperhatikan masalah-masalah besar tersebut, antara lain memperhatikan kerusakan alam di hulu dan melakukan perbaikan. Itu harus menjadi agenda prioritas Pemprov Sumbar.
“Perlu dilihat lagi ide pembangunan alun-alun, karena luas tanah di lembah Anai yang bukan kawasan hutan sangat kecil karena kiri kanannya sudah habis dihabisi oleh orang Anai. cagar alam dan kawasan hutan lindung. Artinya, apakah itu alun-alun atau alun-alun, tetap ada risiko bagi pengunjung yang akan datang,” katanya.
“Pemanfaatan di sekitar Cagar Anai harus dibatasi termasuk lembah Anai. Jadi perlu ada studi kelayakan dulu karena tidak mungkin mengumpulkan banyak orang di sana,” jelasnya.
Tommy menegaskan WALHI tegas menentang pembangunan meski ada kajian.
“Walaupun akan dibangun dan kajian telah dilakukan, WALHI tetap menolak pembangunan tersebut karena kegiatan ini banyak mengumpulkan warga di wilayah yang sering dilanda bencana,” ujarnya.
Simak video “Serem! Masuk Masjid di Kawasan Wisata Sumbar Minta Retribusi Rp 5.000”
[Gambas:Video 20detik]
(sim/fem)