liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Qatar Eksploitasi Pekerja Piala Dunia 2022, Infantino: Eropa Duluan!


Doha

Presiden FIFA Gianni Infantino mengecam Barat atas dugaan eksploitasi pekerja di Piala Dunia 2022. Menurutnya, Eropa sudah melakukan ini sejak lama.

Piala Dunia 2022 kurang dari 24 jam lagi akan digelar duel Qatar vs Ekuador di Stadion Al Bayt, Minggu (20/11/2022) malam WIB.

Ini adalah Piala Dunia pertama yang diadakan di Jazirah Arab sehingga mengundang banyak kontroversi, jauh sebelum turnamen dimulai. Masalah hak asasi manusia menjadi sorotan karena Qatar dituduh mengeksploitasi pekerja migran dan tidak membayar mereka dengan layak.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Akibatnya, banyak pekerja migran yang meninggal dunia dan Qatar terkesan cuek dengan fakta menyedihkan ini. Belum lagi larangan isu LGBTQ+ dan minuman beralkohol yang banyak ditentang.

Situasi ini membuat Qatar menyerang habis-habisan termasuk para pemain sepakbola itu sendiri. Qatar juga dituduh menggunakan layanan buzzer untuk membalas kritiknya.

Terkait isu eksploitasi pekerja di Qatar, Gianni Infantino selaku Presiden FIFA melantik agensi tersebut. Menurutnya, apa yang dilakukan Qatar sudah dilakukan oleh negara-negara Eropa sejak lama.

Oleh karena itu, ketika diminta untuk merefleksi diri, sebelum memberikan pelajaran tentang akhlak.

“Apa yang telah kita lakukan sebagai orang Eropa selama 3.000 tahun, kita harus meminta maaf untuk itu selama 3.000 tahun ke depan sebelum memberikan pelajaran moral,” kata Infantino seperti dikutip CNN.

“Reformasi dan perubahan memakan waktu lama. Butuh ratusan tahun di semua negara kita di Eropa. Butuh waktu di mana-mana, satu-satunya cara untuk mendapatkan hasil terbaik adalah menerima, bukan mengkritik.”

“Kritik itu tidak adil. Apalagi Barat selalu memiliki standar ganda.”

(mrp/teluk)